Selasa, 25 September 2007

Sajak-sajak keheningan malam

Rintihan jiwa

Malam ku tak tahu
Siang ku tak kenal
Ku bergelut dengan tikar
Ku bernyanyi dengan jari-jariku
Ku tak mengerti apa arti semua itu
Semakin lama ku hidup
Semakin sempit pandangnku
Jiwa menangis
Raga merintih
Tapi kenapa harus demikian?
Deru angin ku panggil
Sunyi malam ku undang
Tapi….
Dimana aku akan menikmatinya
Ku tak kenal malam
Ku tak tahu siang
Lalu dimana aku

Jum’at, 19-09-2007
Oleh : Moh Fauzi Ibrahim


DIMANA KAWANKU

Empat tahun Ku kenal dia
Ku berbgi cinta dengan dia
Hidup laksana benalu
Tak mampu hidup tanpanya
Tapi dimana dia sekarang
Apa dia sudah lupa ?
Kemana ku harus mencarinya
Ku rindu dia
Ku ingin bertemu dia
Tapi…
Apa dia ingat aku
Mungkin dia sudah senang
hidup bersama orang yang dia cintai…
kenapa ku yakin dia akan dating,
Dia akan kembali
Dia akan menemui aku lagi
Tapi……
Mungkinkah itu?


Jum’at, 19-09-2007
Oleh : Moh Fauzi Ibrahim

MALAM

Malam……
Kau datang lagi
Kau kau tak pernah lelah dan bosan
Padahal manusia sering menghinamu
Malam ….
Kenapa kau begitu setia
Kau berikan dirimu untuk dinikmati
Semua mahluk istirahat dengan senyummu
Malam…..
Kenapa ku tidak bisa sepertimu
Ku tak mampu memberikan yang terbaik untuk orang lain yang hidup denganku
Malam……
Kau gelap, kau seram
Tapi semua orang menikmatimu dengan gembira
Kau sunyi, kau hampa
Tapi kenapa orang mengagumimu?
Kau hanya memberikan dirimu pada orang lain
Apakah kau tiada iri terhadap siang
Diman aktivitas dan keramaian berlangsung
Siang tempat maraih tujuan hidup
Dan siang penuh keramaian

Jum’at, 19-09-2007
Oleh : Moh Fauzi Ibrahim

1 komentar:

Mac@n Duro mengatakan...

bagi saya puisi anda bagus, akan tetapi belum menyentuh perasaan saya secara psikologis. padahal puisi adalah uangkapan sajak yang mewakili suara hati dan kondisi jiwa raga kita.