Selasa, 14 Juli 2009

Didemo, BPN Jatim Siap Ukur Ulang

Sabtu, 6 Juni 2009 | 11:02 WIB

SIDOARJO – Laporan dugaan KKN terkait proses sertifikasi di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang tak segera ditangani KPK, rupanya membuat beberapa LSM dan mahasiswa gerah. Mereka ngeluruk ke kantor wilayah BPN Jatim, Jumat (5/6) siang.

Fauzi Ibrahim, Korlap aksi LSM Labirin, mengatakan aksi ini merupakan tindak lanjut laporannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bulan lalu terkait dugaan korupsi di lingkungan Kantor BPN Sidoarjo. “Kita ingin menyelamatkan uang negara yang jumlahnya Rp 24 miliar,” ujar Fauzi yang juga menjabat juga Sekjen Himpunan Mahasiswa Kosgoro 1957.

Pihaknya mendesak Kanwil BPN Jatim agar melakukan pengukuran ulang terhadap objek tanah seluas 23 hektare (ha) yang tersebar di Desa Peranti, Tropodo, Wadung Asri, Tambak Sawah, Brebek, Kepuh Permai, dan Desa Janti, Kab Sidoarjo.

Tanah inilah yang menjadi objek sengketa antara Pusat Koperasi Karyawan (Puskopkar) Jatim dan PT Dian Fortuna Erisindo (DFE). Perusahaan PT DFE adalah milik Reni S. Wardani, putri Iskandar, Kepala Divisi Perumahan Puskopkar Jatim yang sudah meninggal.

Tanah yang diklaim secara hukum milik Puskopkar itu kemudian dijaminkan untuk memperoleh dana pinjaman dari Bank Tabungan Negara (BTN) senilai Rp 24 miliar. Dana ini digunakan Puskopkar untuk pembangunan rumah PNS di Jatim. Namun persoalan baru muncul ketika kedua belah pihak bersama-sama mengajukan permohonan sertifikasi ke BPN Sidoarjo.

Sisi lain, pihak Puskopkar Jatim juga berkirim surat kepada BPN Sidoarjo memohon pemblokiran atas tanah di Desa Peranti, Kec. Sedati. Pihak BPN Sidoarjo akhirnya memutuskan proses penerbitan sertifikat atas tanah yang dipersengketakan dihentikan untuk sementara sampai terbit keputusan hukum lebih lanjut dari pihak peradilan.

Sisi lain, menurut Fauzi, pihak Kanwil BPN Jatim menyatakan siap melakukan ukur ulang sebagai persyaratan keluarnya peta ukur bidang yang baru atas nama Puskopkar. “Realisasinya menunggu keputusan Bagian Sengketa Kanwil BPN Jatim. Peta bidang ini sebagai pengganti peta bidang sebelumnya atas nama PT DFE yang diterbitkan BPN Sidoarjo,” ujar Fauzi menambahkan dasar akte pelepasan tanah milik PT DFE yang sudah dikeluarkan, telah dibatalkan notaris. faz

Saat ini Kita Butuh Guru Kreatif

Ciputat, UINJKT Online - Pemerintah harus meningkatkan insentif dan kesejahteraan bagi para guru jika mereka ingin menjadi sosok guru yang kreatif. Demikian pernyataan dosen Pascasarjana Universitas Indonesia Renald Kasali ketika berdiskusi di acara Opening Session dan Dialog Pendidikan, di Saung Bambooina, Ciputat, Minggu (13/4).

Dialog pendidikan yang bertemakan Strategi Pengembangan Sekolah Guru Kreatif dalam Upayanya Melakukan Penetrasi ke Sekolah-sekolah di Indonesia ini dilaksanakan oleh tim manajemen Sekolah Guru Kreatif (SGK) dalam rangka pemberian tanda bukti kelulusan (ijazah) peserta angkatan pertama dan opening session angkatan kedua SGK.

Menurut Renald, saat ini insentif dan kesejahteraan guru yang diberikan pemerintah masih kecil. "Apabila guru ingin kreatif maka insentif yang diberikan harus lebih baik," ungkap Renald. Dia menuturkan guru kreatif sangat dibutuhkan di negeri ini mengingat kondisi pendidikan kita tidak terlalu menguntungkan tertinggal jauh dengan negara lain dan masih menggunakan metode pembelajaran menghafal atau hafalan.

"Selain itu, hal terpenting bagi guru kreatif adalah mampu mengajarkan anak didik dan masyarakat agar menghargai dan mengapresiasi budaya orang lain. Sekarang ini di masyarakat lagi beredar sikap tidak menghargai dan mengapresiasi orang lain," terangnya.
Laki-laki berkacamata ini meminta seorang guru dapat memancing dan menghargai kreatifitas anak didiknya supaya mereka bisa menunjukan kreatifitas yang dimilikinya. "Dalam pendidikan apabila seorang anak diapresiasi maka dia akan menunjukan kreatifitasnya. Tugas guru adalah memancing kreatifitas siswa tersebut," jelasnya.

Sementara itu pembicara lain Utomo Dananjaya, mengatakan untuk menjadi orang kreatif harus sering melakukan perubahan dan sering berimajinasi atau latihan. Selain itu, dia menyarankan agar jangan memelihara kebiasaan tapi menciptakan kebiasaan baru. Dia juga meminta agar guru selalu berpikir apabila ingin kreatif. "Kalau guru tidak berpikir bagaimana dia mau kreatif," ungkap laki-laki yang biasa disapa Mas Tom ini.

Syair imam syafi'i

ANUGERAH ALLAH
Aku melihat-Mu pada saat penciptaanku,
yang penuh dengan anugerah.
Engkaulah sumber satu-satunya,
pada saat penciptaanku.
Hidarkan aku dari anugerah yang buruk.
Karena sepotong kehidupan telah cukup bagiku,
hingga saat Engkau mematikanku.
KEPUASAN (QANA'AH)
Aku melihat bahwa kepuasan itu pangkal kekayaan,
lalu kupegang erat-erat ujungnya.
Aku ingin menjadi orang kaya tanpa harta,
dan memerintah bak seorang raja.
TENTANG CINTA
Engkau durhaka kepada Allah,
dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya.
Ini adalah suatu kemustahilan.
Apabila benar engkau mencintai-Nya,
pastilah engkau taati semua perintah-Nya.
Sesungguhnya orang menaruh cinta,


Tentulah bersedia mentaati perintah orang yang dicintainya.
Dia telah kirimkan nikmat-Nya kepadamu,
setiap saat dan tak ada rasa syukur,
yang engkau panjatkan kepada-Nya.
RENDAH HATI
Bagaimana mungkin kita dapat sampai ke Sa’ad,
Sementara di sekitarnya terdapat gunung-gunung
dan tebing-tebing.Padahal aku tak beralas kaki,
dan tak berkendaraan.
Tanganku pun kosong dan,
jalan ke sana amat mengerikan.
MENCINTAI AKHIRAT
Duhai orang yang senang memeluk dunia fana,
Yang tak kenal pagi dan sore dalam mencari dunia,
Hendaklah engkau tinggalkan pelukan mesramu,
kepada duniamu itu.
Karena kelak engkau akan berpelukan,
Dengan bidadari di surga.
Apabila engkau harap menjadi penghuni surga abadi,
maka hindarilah jalan menuju api neraka.
TIPUAN PALSU
Aku melihat tipu muslihat dunia,
tatkala ia bertenggerdi atas kepala-kepala manusia,
dan membincangkan manusia-manusia yang terkena
tipunya.
Bagi mereka,
Orang sepertiku tampak amat tak berharga.
Aku disamakan olehnya,
dengan anak kecil yang sedang bermain di jalanan.

Syair Cunta Rumi

Whirling Dervishes
(Para Darwis yang Menari/Berputar)

“Orang harus mendobrak dan mematahkan batas-batas pemikiran untuk menyaksikan kekuatan cinta yang tertinggi, dan untuk mencerap kebesaran Allah Tercinta”


Mari Kemari, datang... Datanglah Mari Kemari Datanglah
Siapa Pun Dirimu. Pengelana, Peragu, dan Pecinta
Mari... Kemari Datanglah Tak Penting Kau Percaya atau
Tidak… Mari, kemari … Datanglah Kami Bukanlah Caravan
Yang Patah Hati... Atau Pintu-Pin tu dari Keputus- asaan,
Mari Kemari Datanglah... Meski Kau Telah Jatuh Ribuan
Kali, Meski Kau Telah Patahkan Ribuan Janji, Mari
Kemari… Datang. . . Datanglah Sekali Lagi…

( Mawlana Jalaludin Rumi )


Kau dan Aku
Bahagia saat kita duduk di pendapa, Kau dan aku,
Dua sosok dua tubuh namun hanya satu jiwa, Kau dan aku,
Harum semerbak dan nyanyi burung menebarkan kehidupan
Pada saat kita memasuki taman, Kau dan aku,
Bintang-bintang yang beredar sengaja menatap kita lama-lama
Bagai bulan kita bagikan cahaya terang bagi mereka
Kau dan aku, tak terpisahkan lagi, menyatu dalam nikmat tertinggi
Bebas dari cakap orang, Kau dan aku
Semua burung yang terbang di langit mengidap iri
Lantaran kita tertawa-tawa bahagia, Kau dan aku
Sungguh ajaib, Kau dan aku, yang duduk bersama di sudut rahasia
Pada saat yang sama berada di Iraq dan Khurasan, kau dan aku.

Aku tak sama dengan Sang Raja, bahkan jauh dari itu
Sekalipun dari Dia kuperoleh cahaya dalam penampakan diri-Nya
Kesamaan bukanlah dalam hal bentuk dan esensi; air menjadi sejenis dengan tanah dalam tumbuhan
Karena jenisku berbeda dengan Raja-Ku, egoku fana’ dalam Ego-Nya
Karena egoku fana’ maka Dia sajalah yang tinggal (baqa’);
Aku mengepul penaka debu di bawah kaki kuda-Nya
Jiwa menjadi debu, hanya di atas debulah jejak kuda menjadi cap kaki-Nya

Arah Politik Golkar Pascapilpres

Metode penghitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei mengindikasikan kekalahan telak pasangan Jusuf Kalla-Wiranto. Pasangan yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura ini tak hanya kalah dari SBY-Boediono, melainkan juga dari Megawati-Prabowo.

Mengapa dan ke mana arah politik Partai Golkar pasca-Pilpres 2009? Seperti dipublikasikan berbagai media, atas dasar penghitungan cepat tersebut pasangan JK-Wiranto hanya memperoleh sekitar 12% suara atau hanya seperempat suara SBY-Boediono (60%) dan tak sampai separuh perolehan suara Mega-Prabowo (26%).

Padahal pada pemilu legislatif, gabungan perolehan suara Partai Golkar (14,6%) dan Hanura (3,6%) lebih dari 18%. Kegagalan JK-Wiranto sebenarnya bukan sepenuhnya kegagalan sang ketua umum partai masing-masing, Golkar dan Hanura. Secara publik, JK dan Wiranto telah menunjukkan komitmen keberpihakan mereka yang cukup jelas bagi bangunan Indonesia yang lebih mandiri ke depan.

Namun tampaknya mesin politik Golkar tidak sungguh-sungguh bekerja untuk mem-back up penampilan JK-Wiranto. Hal ini terkait kontroversi pencalonan Kalla dan dukungan setengah hati elite Golkar yang lain sehingga JK-Wiranto gagal untuk sekadar mempertahankan basis konstituennya dalam pemilu legislatif.

Empat Kecenderungan

Apabila analisis sementara di atas benar, persoalan berikut yang bakal melanda Golkar adalah perbedaan sikap dan pilihan politik para elitenya dalam menghadapi pemerintahan SBY yang memenangi Pilpres 2009. Paling kurang ada empat arah kecenderungan politik Golkar pascapilpres. Pertama, sebelum Musyawarah Nasional (Munas) Golkar pada Oktober 2009, mungkin tidak ada perubahan sikap dan pilihan politik partai beringin.

Posisi Kalla sebagai wakil presiden meniscayakan Golkar berlaku "rendah hati" dalam menghadapi masa transisi pemerintahan SBY pascapilpres. Artinya, Golkar bersifat menunggu, apakah pada akhirnya akan ada "undangan politik" dari SBY untuk bergabung kembali ke dalam pemerintahan baru atau tidak.

Kedua, sebelum munas pada Oktober mendatang Golkar mungkin menegaskan kembali komitmennya untuk membangun koalisi besar parlemen bersama-sama dengan Hanura, PDI Perjuangan, dan Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto. Sikap dan pilihan politik seperti ini cenderung diambil apabila tidak ada indikasi bahwa SBY mengajak Golkar bergabung kembali dalam koalisi baru pascapilpres.

Ketiga, setelah munas pada Oktober 2009, Golkar bergabung kembali ke dalam pelukan politik pemerintahan SBY jika diasumsikan bahwa pada saat itu terpilih Ketua Umum Golkar yang baru sebagai pengganti Kalla. Kemungkinan seperti ini cenderung besar apabila ketua umum terpilih ternyata sebelumnya telah menjadi salah seorang menteri kabinet yang ditunjuk SBY. Keempat, setelah momentum munas, sebagaimana lazimnya watak asli Golkar, secara institusi partai beringin tetap berada di luar pemerintahan, tetapi beberapa tokohnya direkrut oleh SBY sebagai anggota kabinet baru.

Tergantung Pengganti Kalla

Oleh karena itu, salah satu faktor penting yang turut menentukan sikap dan pilihan politik Golkar pascapilpres adalah figur elite Golkar pengganti Kalla sebagai ketua umum. Artinya, arah politik Golkar dalam menghadapi pemerintahan SBY tampaknya ditentukan oleh siapa yang menjadi pengganti Kalla, apakah Aburizal Bakrie, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Surya Paloh, Agung Laksono, atau tokoh Golkar yang lain.

Apabila pengganti Kalla adalah Sri Sultan HB X ataupun Surya Paloh, ada kemungkinan Golkar memilih bersikap oposisi terhadap pemerintahan SBY. Namun jika ketua umum baru partai beringin adalah Aburizal Bakrie ataupun Agung Laksono, kemungkinan Golkar kembali ke pangkuan politik SBY bisa jadi cukup besar.

Akan tetapi kemungkinan Golkar menganut politik dua-muka, sebagaimana watak dasar partai warisan Orde Baru ini, tidak mustahil hal itu menjadi sikap dan pilihan politik partai ini. Itu berarti secara organisasi Golkar tetap berada di luar pemerintahan, tetapi secara individu beberapa elite beringin terlibat dalam kabinet SBY.

Pertarungan Menarik

Atas dasar uraian singkat di atas, tampak bahwa peristiwa politik paling menarik di tubuh Golkar pascapilpres adalah dinamika pertarungan para elite partai beringin untuk merebut jabatan ketua umum. Sebagaimana fenomena pasca-Pilpres 2004, kemungkinan besar Golkar akan memundurkan sedikit jadwal munasnya dari bulan Oktober menjadi November atau awal Desember 2009.

Strategi pengunduran jadwal munas diperlukan partai beringin agar memperoleh kesempatan melihat respons Presiden SBY terhadap Golkar dalam penyusunan kabinet baru yang akan menggantikan Kabinet Indonesia Bersatu. Apabila SBY, seperti watak personalnya yang cenderung peragu dan kompromistis, mengajak beberapa tokoh Golkar terlibat dalam kabinet baru, sikap politik Golkar mungkin menjadi kompromistis dan cenderung abu-abu.

Sebaliknya, jika kabinet baru SBY tidak melibatkan seorang pun elite partai beringin, desakan untuk beroposisi terhadap pemerintah hasil Pemilu 2009 tampaknya cukup besar. Apalagi jika yang terpilih sebagai ketua umum adalah Sri Sultan HB X ataupun Surya Paloh.

Namun saya sendiri berpendapat, ada baiknya Golkar belajar menjadi oposisi seperti dikemukakan Sri Sultan HB X. Toh, sikap dan pilihan politik sebagai oposisi tak kalah terhormat dibandingkan dengan posisi sebagai pemerintah. Persoalannya, jika Golkar terus-menerus mewariskan politik dua-muka, yang berlangsung pada akhirnya adalah investasi oportunisme politik yang tidak berujung.

Muara dari pilihan pelembagaan oportunisme semacam ini adalah semakin kerdilnya Golkar di masa depan. Pengalaman kegagalan Pilpres 2004 serta Pileg dan Pilpres 2009 semestinya menjadi pelajaran bagi segenap elite partai beringin bahwa rakyat kita semakin cerdas. Era politik perselingkuhan elite partai dengan kekuasaan secara berangsur telah berakhir bersamaan dengan terkuburnya Orde Baru.(*)

Syamsuddin Haris
Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI